Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.
DokterSehat.Com– Kasus bunuh diri di Indonesia memang tidak sebanyak yang terjadi di beberapa negara maju layaknya Jepang atau Korea Selatan. Meski demikian, di awal tahun 2019 ini, cukup banyak kasus bunuh diri yang menghebohkan masyarakat. Sebenarnya, apa saja faktor penyebab bunuh diri?
Kejadian Bunuh Diri di Indonesia Sejak Awal Tahun 2019
Akhir-akhir ini kasus bunuh diri di Indonesia nampak semakin banyak terjadi.
Kemarin, Senin, 11 Maret 2019 terjadi percobaan bunuh diri di Pondok Indah Mall 2 (PIM 2) Jakarta Selatan. Korban berjenis kelamin pria yang memakai pakaian berwarna hitam langsung dilarikan ke Rumah Sakit Pondok Indah karena berada dalam kondisi kritis namun masih hidup. Tindakannya pun sempat menghebohkan pengunjung mall.
Sebelumnya, mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran (Unpad), Jawa Barat berinisial AH dan masih berusia 21 tahun tewas gantung diri di kamar kosnya. AH diduga bunuh diri setelah bertengkar dengan pacarnya.
Mahasiswa lain yang bunuh diri berasal dari Institut Teknologi Sumatera Lampung. Korban memilih untuk melompat dari atas gedung Transmart Bandar Lampung,
Selain karena masalah pribadi, terdapat kasus bunuh diri yang terkait dengan masalah utang. Hal ini terjadi di Jakarta Selatan paad 11 Februari 2019. Seorang supir taksi berusia 35 tahun memutuskan untuk bunuh diri karena terbelit utang rentenir online.
Faktor Penyebab Bunuh Diri
Selain karena berbagai macam masalah, pakar kesehatan menyebut ada banyak sekali faktor yang bisa membuat seseorang memilih untuk melakukan bunuh diri.
Berikut adalah beberapa faktor penyebab bunuh diri:
Depresi
Depresi termasuk dalam gangguan mental yang sayangnya sulit untuk dikenali.
Biasanya, gejala dari hal ini adalah kita merasa ada yang salah namun tidak tahu bagaimana mengatasinya. Bukannya mencari bantuan, kita justru semakin murung dan memilih untuk menutup diri. Jika tidak segera ditangani, maka kesehatan mental akan semakin menurun dan kita pun kehilangan minat untuk terus bertahan hidup. Hal inilah yang akhirnya membuat keinginan bunuh diri meningkat.
Impulsif
Impulsif bisa dijelaskan sebagai tindakan yang didasari oleh dorongan hati. Hanya saja, banyak orang yang sedang dalam kondisi mental yang buruk akhirnya melakukan tindakan impulsif yang akhirnya berujung pada bunuh diri.
Banyak masalah dalam kehidupan sosial
Banyak orang yang mengalami masalah dalam kehidupan sosialnya seperti pertengkaran, kehilangan orang yang terkasih, ditinggal mati, atau bahkan menjadi korban perundungan. Hal ini akan membuat mereka lebih rentan mengalami gejala depresi, menerapkan gaya hidup tidak sehat seperti sering mengonsumsi minuman beralkohol yang juga bisa menyebabkan datangnya kematian, hingga memiliki keinginan untuk melakukan bunuh diri.
Stres
Sebagaimana depresi, stres juga bisa menyebabkan keinginan untuk bunuh diri muncul. Sebagai contoh, stres yang dialami orang yang sedang terlilit masalah ekonomi atau yang dialami oleh orang yang kesulitan untuk membangun kembali kehidupan usai keluar dari penjara bisa menyebabkan datangnya keinginan bunuh diri
Memiliki filosofi tentang kematian
Sebagian orang menganggap kematian sebagai jalan keluar dari masalah yang sedang ditimpanya.
Terlebih lagi jika masalah ini sepertinya memang tidak bisa ditemukan jalan keluarnya sama sekali. Selain itu, di beberapa negara seperti Korea Selatan, masyarakatnya masih mempercayai reinkarnasi sehingga menganggap bunuh diri dianggap sebagai cara untuk mendapatkan hal yang lebih baik di kehidupan berikutnya alih-alih terus merana di kehidupan yang sekarang.
—
Jangan pernah sepelekan depresi. Apabila Anda, kerabat, atau teman di sekitar ada yang menunjukkan kecenderungan untuk melakukan bunuh diri, maka sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dan memeriksakan diri. Anda bisa segera menghubungi psikolog, psikiater, atau klinik kesehatan jiwa.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.