Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.
DokterSehat.Com– Salah satu masalah kesehatan yang paling banyak ditemukan di Indonesia adalah hipertensi atau yang lebih dikenal sebagai tekanan darah tinggi. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Riset Kesehatan Dasar 2013, disebutkan bahwa lebih dari 25 persen masyarakat Indonesia mengidapnya. Sayangnya, masih sangat sedikit orang yang sudah didiagnosis terkena penyakit ini. Akibat banyaknya orang yang masih tidak tahu bahwa dirinya terkena hipertensi, mereka pun tidak menerapkan gaya hidup sehat dan akhirnya lebih rentan terkena komplikasi hipertensi yang mematikan layaknya stroke dan penyakit jantung.
Kaitan antara tekanan darah dengan kekentalan darah
Sebelum jauh membahas tentang kaitan antara tekanan darah dengan kekentalan darah, kita sebaiknya mengetahui terlebih dahulu tentang tekanan darah yang sudah dianggap tinggi. Jika tekanan darah sistolik menyamai atau melebihi 130 mmHG dan tekanan darah diastolik menyamai atau melebihi 80 mmHg setelah diperiksa hingga beberapa kali berturut-turut, maka kita sedang mengalami hipertensi.
Sebagai informasi, tekanan darah, kekentalan darah, serta volume darah memiliki peran besar bagi kesehatan jantung. Jika kekentalan darah cenderung semakin meningkat, maka tekanan yang ada di pembuluh darah akan meningkat dan hal ini bisa membuat aliran darah ke berbagai bagian tubuh menurun. Sementara itu, jika kekentalan darah cenderung menurun, maka tekanan darah juga bisa menurun dan akhirnya membuat aliran darah semakin meningkat.
Hanya saja, meskipun telah ada banyak penelitian yang membuktikan bahwa ada kaitan antara kekentalan darah dan tekanan darah, belum jelas apakah meningkatnya kekentalan darah ini disebabkan oleh hipertensi atau justru akibat dari efek samping obat hipertensi.
Meskipun begitu, ada dugaan bahwa meningkatnya kekentalan darah mungkin terkait dengan salah satu dampak hipertensi yang berupa hemokonsentrasi atau meningkatnya hematocrit, perbandingan jumlah sel darah merah di dalam volume darah total. Jika sampai tekanan darah diastolik menyamai atau melebihi 105 mmHg, ada kemungkinan kondisi ini terjadi dan akhirnya membuat darah menjadi semakin kental.
Bisa jadi kekentalan darah disebabkan oleh hal lain
Alih-alih mengaitkannya dengan hipertensi, pakar kesehatan menyebut ada beberapa kebiasaan lain yang sering kita lakukan yang ternyata juga bisa membuat darah menjadi kental. Sebagai contoh, jika kita terbiasa malas melakukan aktivitas fisik, mengalami masalah obesitas, atau terbiasa merokok, maka darah cenderung lebih rentan mengalami masalah darah yang lebih mengental.
Mengingat darah yang mengental bisa meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner, stroke, serta gangguan kardiovaskular lainnya, mau tidak mau kita tentu harus menghindari berbagai penyebab masalah darah mengental ini demi mencegah datangnya berbagai masalah kesehatan tersebut.
Adakah cara yang bisa dilakukan demi mencegah darah mengental?
Pakar kesehatan menyarankan kita untuk memperbanyak asupan air putih karena masalah dehidrasi ternyata juga akan ikut mempengaruhi kekentalan darah. Diharapkan, dengan mendapatkan air putih yang cukup, maka kita pun akan membuat darah tetap dalam kondisi encer dan bisa melaju di pembuluh darah dengan lancar.
Kita juga diminta untuk memperbaiki gaya hidup sehat seperti dengan menerapkan pola makan dengan kadar gizi yang seimbang setiap hari, rajin melakukan olahraga yang telah terbukti mampu menjaga sirkulasi darah tetap dalam kondisi lancar, beristirahat dengan cukup setiap hari demi menyehatkan jantung dan pembuluh darah, serta menghindari asap rokok.
Selain tidak lagi menjadi perokok aktif, kita juga sebaiknya tidak menjadi perokok pasif karena jika kita sampai terpapar asap rokok, kandungan beracunnya juga akan tetap masuk ke dalam tubuh dan bisa mengganggu kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.