Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.
DokterSehat.Com– Bagi para perokok, puasa tidak hanya tentang menahan lapar dan haus. Mereka juga harus melawan keinginan besar untuk merokok yang biasanya akan terasa jauh lebih berat dibandingkan dengan lapar atau haus. Karena alasan inilah banyak perokok yang langsung memilih untuk menghisap rokoknya setelah berbuka.
Bahaya langsung merokok saat berbuka bagi lambung
Banyak orang yang menganggap kebiasaan para perokok yang langsung merokok begitu waktu berbuka tiba sebagai hal yang wajar. Toh mereka sudah berjam-jam menahan keinginan untuk merokok sehingga dianggap sebagai hal yang baik bagi kesehatan, namun pakar kesehatan justru menyebut hal ini sebagai sesuatu yang berbahaya.
Jika kita merokok saat perut masih kosong sebagaimana saat berbuka puasa, maka asap dan berbagai kandungan beracunnya akan langsung mengarah menuju lambung. Kandungan beracun ini akan mengiritasi lambung dan menyebabkan gastritis atau peradangan. Hal ini tentu akan menyebabkan kenaikan asam lambung yang memicu sensasi tidak nyaman dan perih pada ulu hati.
Jika sampai hal ini terjadi, kita justru akan tidak nyaman untuk mengonsumsi makanan. Padahal, selama seharian tubuh tidak mendapatkan asupan makanan apapun. Bisa jadi tubuh akan lemas dan kurang bertenaga karena kita tidak mendapatkan asupan makanan yang cukup setelah berbuka.
Berbagai dampak lain dari kebiasaan langsung merokok setelah berbuka
Terdapat banyak bahan kimia yang bisa ditemukan di dalam rokok seperti karbon monoksida, nikotin, tar, dan lain-lain. Bahan-bahan kimia ini bisa menyebabkan dampak kesehatan yang tidak bisa disepelekan bagi tubuh jika dihirup saat berbuka puasa.
Berikut adalah bahaya-bahaya tersebut.
Bahaya paparan karbon monoksida
Dampak paparan karbon monoksida di dalam rokok jika dihirup saat berbuka puasa adalah munculnya sensasi mual hingga memicu muntah-muntah, kepala pusing, dan tubuh yang lelah. Karbon monoksida juga akan memasuki aliran darah sehingga menurunkan jumlah oksigen di dalam darah dengan signifikan. Dampaknya adalah sel-sel tubuh tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup sehingga membuat tubuh lemas dan pusing.
Paparan karbon monoksida juga bisa membuat fungsi otot, pembuluh darah, dan jantung menurun. Kadar kolesterol jahat juga akan meningkat dengan signifikan. Jika hal ini terus dilakukan, maka akan terjadi penumpukan plak di dalam pembuluh darah yang berimbas pada datangnya masalah aterosklerosis, salah satu pemicu utama dari datangnya stroke dan penyakit jantung yang mematikan.
Bahaya paparan nikotin
Kebiasaan merokok saat perut masih kosong ternyata juga bisa meningkatkan risiko terkena kanker paru dengan signifikan. Hal ini disebabkan oleh proses penyerapan nikotin yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jika kita merokok saat perut sudah terisi makanan.
Saat berbuka puasa, tubuh akan mengondisikan diri untuk menyerap apapun yang masuk dengan maksimal demi menambah energi tubuh. Sayangnya, jika kita merokok, maka kandungan beracun di dalamnya seperti nikotin akan diserap dengan lebih banyak. Hal inilah yang akhirnya bisa berimbas pada munculnya kanker paru.
Sebaiknya berhenti merokok
Pakar kesehatan lebih menyarankan para perokok untuk menggunakan bulan puasa sebagai waktu yang tepat untuk mulai berhenti merokok. Hal ini disebabkan oleh tubuh yang sudah mulai membiasakan diri untuk menghilangkan kecanduan merokok karena tidak mengisapnya selama lebih dari 13 jam.
Meskipun mulut terasa asam karena kita sama sekali tidak mengisap rokok seharian, cobalah untuk bertahan dan tidak mengisapnya. Cobalah untuk mencari makanan atau minuman yang lebih nikmat demi memuaskan tubuh saat berbuka sehingga lama-kelamaan kita bisa berhenti merokok dan membuat tubuh menjadi lebih sehat.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.