Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.
DokterSehat.Com– Sebuah kasus yang cukup menghebohkan terjadi di sebuah rumah sakit yang ada di kota Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. Pasien berjenis kelamin wanita yang sudah 10 tahun berada dalam kondisi koma tiba-tiba saja melahirkan bayi berjenis laki-laki. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Selama koma tidak bisa bergerak ataupun mendapatkan kesadaran
Dalam 10 tahun terakhir, sang pasien yang dirawat di Hacienda Healthcare ini hanya bisa berbaring tanpa sadar dan tak bergerak. Tim medis yang merawatnya pun melakukan penanganan seperti biasa tanpa menyadari jika pasien ini ternyata hamil. Saat tiba-tiba saja melahirkan seorang bayi pada 29 Desember 2018 lalu, petugas di rumah sakit ini pun kemudian keheranan.
Saat akan melahirkan, sang wanita tiba-tiba saja merintih dan mengigau seperti kesakitan. Padahal, dirinya tidak dalam kondisi sadar. Saat itulah para petugas berusaha untuk membantunya melahirkan.
Perwakilan dari rumah sakit tersebut, David Leibowitz membenarkan kabar yang langsung menghebohkan seisi kota ini. Hanya saja, saat ditanya apakah ada petugas dari rumah sakit tersebut yang menjalani tes DNA demi mengetahui siapa ayah dari sang bayi, David menolak untuk menjawabnya. Belum diketahui juga apakah pihak rumah sakit sudah melakukan tindakan khusus untuk mengetahui apa penyebab pasti dari kejadian ini.
Aktivis Tasha Menaker dari Arizona Coalition to End Sexual and Domestic Violence menyebutkan bahwa timnya akan segera meminta polisi melakukan tes DNA pada petugas medis laki-laki dari Hacienda Healthcare untuk mengungkap siapa orang yang tega menghamili pasien malang tersebut.
Mengenal kondisi koma
Koma bukan berarti kematian. Koma adalah kondisi yang membuat seseorang kehilangan kesadaran dalam waktu yang cukup lama. Penyebabnya pun cukup beragam, baik itu karena cedera atau trauma hingga penyakit seperti gangguan saraf, stroke, infeksi, atau penyakit metabolik. Berbagai kondisi kesehatan ini membuat perdarahan atau pembengkakan pada otak yang akhirnya mengganggu kinerja organ ini. Hal inilah yang kemudian membuatnya kehilangan kesadaran.
Meski diam tak begerak dan tidak mampu merespons rasa sakit, cahaya, hingga suara, pasien yang mengalami koma tidak bisa dianggap sebagai orang yang sudah meninggal. Fungsi otaknya bahkan sebenarnya masih bekerja meskipun memang tidak benar-benar normal. Dalam banyak kasus, pasien koma masih bisa meringis, tersenyum, atau bahkan menangis.
Pasien koma juga membutuhkan makanan atau minuman
Sebagaimana manusia normal yang membutuhkan sumber energi, pasien koma juga membutuhkan asupan nutrisi dari makanan atau minuman, namun karena kondisi mereka yang sedang tidak sadar, mereka tentu tidak bisa makan dan minum sendiri. Karena alasan inilah mereka harus mendapatkan bantuan dari tim medis agar bisa tetap mendapatkan asupan nutrisi.
Mengingat pasien yang sedang koma tidak bisa mengunyah ataupun menelan makanan dan minuman, mereka biasanya diberi cairan infus yang langsung diarahkan ke pembuluh darah vena. Cairan infus ini memiliki kandungan elektrolit dan berbagai nutrisi yang bisa membuat pasien koma tidak akan mengalami kelaparan dan dehidrasi.
Cara lain yang dilakukan demi membantu pasien koma adalah dengan memberikan tabung nasogastric yang dimasukkan ke dalam hidung dan mencapai kerongkongan dan lambung. Melalui tabung inilah tim medis bisa memberikan cairan atau berbagai nutrisi dalam bentuk cair ke tubuh pasien. Hanya saja, tabung ini biasanya hanya dipakai maksimal 4 pekan saja. Setelahnya, pasien koma biasanya akan diberi selang PEG atau percutaneous endoscopic gastronomy yang memungkinkan nutrisi makanan dikirim langsung lewat perut pasien.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.