Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.
DokterSehat.Com– Hipertensi atau tekanan darah tinggi bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal jenis kelamin. Hanya saja, menurut pakar kesehatan, kaum hawa memiliki risiko lebih besar terkena penyakit ini dibandingkan dengan pria. Bahkan, hipertensi yang dialami wanita cenderung lebih rumit jika dibandingkan dengan yang dialami oleh kaum pria.
Perbedaannya terkait dengan hormon
Pakar kesehatan menyebut kerumitan hipertensi yang terjadi pada wanita disebabkan oleh pengaruh dari hormon estrogen. Hormon ini sebenarnya bisa memberikan perlindungan bagi wanita dari berbagai macam penyakit baik itu hipertensi ataupun serangan jantung, namun saat kaum hawa semakin menua, produksi dari hormon ini cenderung semakin menurun sehingga tubuh mereka pun tak lagi memiliki perlindungan dari tekanan darah tinggi dan penyakit lainnya.
Penyebab lain mengapa wanita bisa berisiko terkena hipertensi
Hipertensi pada kaum hawa tidak selalu karena faktor hormon. Hal ini seringkali juga terkait dengan gaya hidup yang tidak sehat. Hanya saja, terdapat beberapa hal lain yang juga bisa menyebabkan datangnya hipertensi pada wanita.
Berikut adalah beberapa penyebab tersebut.
Konsumsi pil KB
Meskipun menjadi hal yang kontroversial, dalam realitanya ada beberapa penelitian yang mengaitkan konsumsi pil KB dengan risiko terkena hipertensi, apalagi jika kaum hawa juga memiliki kebiasaan merokok. Karena alasan inilah wanita yang minum pil KB sebaiknya menghindari asap rokok dan rutin memeriksakan kondisi tekanan darahnya setidaknya enam bulan sekali.
Mereka juga sebaiknya menjaga berat badannya agar tetap ideal karena jika sampai mengalami masalah kelebihan berat badan, risiko terkena hipertensi juga meningkat.
Saat sedang hamil
Meskipun menyenangkan untuk dilakukan karena menunggu kelahiran sang buah hati, kehamilan bisa meningkatkan risiko munculnya masalah kesehatan pada wanita. Salah satunya adalah memicu peningkatan tekanan darah. Bahkan, pakar kesehatan menyebut kehamilan bisa saja memicu hipertensi gestasional. Karena alasan inilah ibu hamil harus rutin memeriksakan tekanan darahnya demi mencegah datangnya masalah kesehatan ini.
Jika sampai ibu hamil sudah terlanjur terkena hipertensi, mereka biasanya diminta untuk melakukan perubahan gaya hidup yang sesuai dengan saran dokter.
Kondisi menopause
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, seiring dengan bertambahnya usia produksi hormon estrogen pada tubuh wanita semakin menurun. Hanya saja, kondisi ini seringkali terjadi pada saat wanita sudah berada dalam fase menopause. Saat inilah mereka lebih rentan terkena hipertensi, apalagi jika tidak menerapkan gaya hidup yang sehat.
Pengobatan hipertensi pada pria dan wanita ternyata berbeda
Banyak orang yang tidak tahu jika pengobatan hipertensi pada wanita dan pria juga memiliki perbedaan, khususnya jika sampai memicu komplikasi bernama sindrom koroner akut. Kondisi ini cukup membahayakan dan harus segera ditangani karena berpotensi mematikan.
Sebagai informasi, pengobatan bagi masalah sindrom koroner akut terdiri dari dua jenis, yakni jenis invasif dan jenis konservatif. Khusus untuk jenis yang invasif, proses pengobatan ini bisa saja meliputi operasi. Sementara itu, pengobatan konservatif bisa berupa obat-obatan saja.
Pria cenderung bisa menggunakan metode invasif untuk mengatasi masalah sindrom koroner akut, sementara wanita justru tidak begitu direkomendasikan untuk menggunakan metode ini karena bisa saja memicu datangnya serangan jantung.
Penggunaan obat juga bisa memberikan dampak yang berbeda. Sebagai contoh, obat berjenis abciximab bisa memicu peningkatan risiko komplikasi jika dikonsumsi oleh kaum hawa meskipun bisa bermanfaat bagi kaum pria.
Melihat fakta-fakta ini, kita memang sebaiknya selalu menjaga gaya hidup sehat agar tidak mudah terkena hipertensi.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.