Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.
DokterSehat.Com– Salah satu penyakit pencernaan yang cukup sering menyerang masyarakat Indonesia adalah tifus. Penderitanya biasanya akan mengalami gejala tubuh yang sangat lemas sehingga sulit untuk melakukan berbagai aktivitas. Hanya saja ada sebuah anggapan yang menyebut tifus bisa berlanjut menjadi kanker usus. Apakah anggapan ini sesuai dengan fakta medis?
Kaitan antara tifus dan kanker usus
Tifus atau di dalam dunia medis disebut sebagai demam tifoid cenderung sering menyerang di musim hujan sebagaimana penyakit demam berdarah dengue. Penyakit ini dipicu oleh bakteri salmonella typhi yang memicu peradangan di usus. Penyebabnya seringkali adalah karena kebiasaan mengonsumsi makanan atau minuman yang tidak higienis dan malas mencuci tangan dengan sabun, khususnya sebelum makan.
Meskipun sama-sama menyerang usus, pakar kesehatan menyebut tifus ternyata tidak terkait dengan kanker usus. Hal ini berarti, penderita tifus tidak perlu khawatir berlebihan akan terkena salah satu jenis kanker yang paling mematikan ini. Hal ini disebabkan oleh mekanisme tifus yang berbeda dengan kanker usus. Sebagai contoh, tifus cenderung memicu perdarahan di dalam saluran pencernaan. Sementara kanker justru disebabkan oleh adanya sel yang berkembang secara abnormal di dalam usus.
Beberapa penyebab kanker usus yang patut untuk diwaspadai
Meskipun begitu, pakar kesehatan menyarankan kita untuk menerapkan gaya hidup yang sehat karena jika kita tidak melakukannya, akan muncul beberapa penyebab dari kanker usus yang berbahaya.
Berikut adalah beberapa pemicu kanker usus yang bisa saja muncul jika kita tidak menerapkan gaya hidup sehat.
Pola makan yang buruk
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, gaya hidup tidak sehat adalah salah satu pemicu datangnya kanker usus, khususnya dalam hal menerapkan pola makan yang buruk. Sebagai contoh, jika kita cenderung menerapkan pola makan harian yang tidak seimbang dengan sering mengonsumsi daging merah atau makanan berlemak tidak sehat dengan berlebihan dan jarang mengonsumsi makanan berserat seperti sayur atau buah, maka risiko terkena kanker usus akan meningkat dengan signifikan. Memiliki berat badan yang tidak ideal seperti mengalami obesitas juga bisa meningkatkan risiko penyakit ini.
Gaya hidup yang buruk
Gaya hidup buruk lainnya seperti terbiasa untuk merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, kurang gerak dan jarang berolahraga juga terkait dengan risiko terkena kanker usus. Karena alasan inilah kita memang sebaiknya tidak melakukan hal-hal tersebut dan mulai memperbaiki kebiasaan berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari demi mendapatkan tubuh yang sehat.
Efek samping dari beberapa jenis penyakit
Bukan tifus, kanker usus justru lebih terkait dengan beberapa penyakit pencernaan layaknya colitis ulseratif yang bisa menyebabkan peradangan parah pada usus dan juga penyakit crohn. Jika kita memang memiliki penyakit ini, sebaiknya mulai mengubah gaya hidup dan menuruti anjuran dokter demi mencegah datangnya kanker usus.
Mengalami polip usus
Pemicu paling sering terjadinya kanker usus adalah munculnya polip usus, sejenis kelainan pada usus yang jika dibiarkan bisa berubah menjadi kanker jika dibiarkan dan tidak ditangani dengan baik. Polip ini bisa saja berukuran sangat kecil sehingga tidak disadari atau berjumlah banyak namun tidak menyebabkan gejala apapun.
Seringkali, polip usus ini terkait dengan faktor keturunan. Masalahnya adalah hampir semua penderita polip usus akan menderita kanker usus di usia lebih dari 40 tahun.
Mengingat kanker usus tergolong penyakit yang mematikan, pakar kesehatan menyarankan kita untuk sering mengecek kebiasaan buang air besar dan bentuk, tekstur, atau warna kotoran yang kita keluarkan karena bisa jadi menandakan penyakit ini.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.