Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.
DokterSehat.Com– Meskipun sudah berkali-kali diingatkan oleh orang tua dan pakar kesehatan, banyak orang yang masih terbiasa makan dengan cepat. Bahkan, terkadang makanan hanya dikunyah satu atau dua kali saja dan kemudian ditelan. Hal ini tentu akan membuat makanan yang masih berada dalam kondisi kasar masuk ke dalam saluran pencernaan. Sebenarnya, apa sajakah dampak yang akan terjadi jika kita terbiasa makan dengan cepat?
Dampak makan terlalu cepat
Pakar kesehatan menyebut waktu makan yang normal biasanya melebihi 10 menit. Bahkan, jika kita mengunyah makanan dengan baik, bisa jadi waktu yang dibutuhkan mencapai 20 menit. Jika kita makan lebih cepat dari 10 menit, maka kita tergolong dalam orang yang makan dengan sangat cepat.
Berikut adalah dampak yang bisa dirasakan jika kita terbiasa melakukannya.
Tersedak
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, kebiasaan makan dengan cepat akan membuat makanan yang masih dalam kondisi kasar masuk ke dalam saluran pencernaan. Masalahnya adalah hal ini akan memperberat kinerja pencernaan, khususnya bagian kerongkongan.ย Dalam banyak kasus, makanan yang masih kasar ini akhirnya tersangkut di kerongkongan dan memicu tersedak. Tak hanya sensasi tidak nyaman pada leher atau dada, bisa jadi hal ini akan membuat sesak napas.
Jika kita tak kunjung mengatasi masalah tersedak ini, maka risiko untuk terkena kematian bisa meningkat!
Memberikan tekanan berlebih pada pencernaan
Makanan yang masih dalam kondisi kasar akibat tidak dikunyah dengan cukup akan membuat sistem pencernaan harus bekerja dengan lebih keras demi melumat makanan tersebut. Salah satu organ yang paling berat bekerja adalah usus. Karena disibukkan dengan kegiatan melumat makanan, usus justru tidak bisa menyerap nutrisi makanan dengan baik.
Membuat porsi makan berlebihan
Sistem pencernaan membutuhkan waktu untuk memberikan sinyal pada otak bahwa tubuh sudah merasa kenyang. Sayangnya, jika kita makan dengan terlalu cepat, makanan terus memasuki perut namun sistem pencernaan belum sempat mengeluarkan sinyal kenyang. Hal ini akan membuat kita makan dengan porsi berlebihan. Setelah perut benar-benar penuh, barulah kita merasakan perut kekenyangan. Masalahnya adalah jika hal ini sering dilakukan, risiko mengalami kenaikan berat badan akan meningkat dengan signifikan.
Asupan kalori menjadi berlebihan
Sebuah penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam The Journal of the American Dietetic Association menghasilkan fakta bahwa kebiasaan makan cepat akan membuat kita mengonsumsi kalori dengan berlebihan. Jumlah kalori ini bahkan jauh lebih banyak dibandingkan dengan orang yang terbiasa mengonsumsi makanan dengan lebih pelan.
Menyebabkan diabetes
Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2012 di Lithuania menghasilkan fakta bahwa kebiasaan makan terlalu cepat meningkatkan risiko diabetes dengan signifikan. Hal ini disebabkan oleh terganggunya sinyal kenyang membuat kita makan dengan porsi yang jauh lebih banyak. Kondisi ini akan berimbas pada peningkatan kadar gula darah dan risiko terkena resistensi insulin. Hal inilah yang bisa menyebabkan risiko diabetes meningkat.
Refluks asam lambung
Banyaknya makanan yang masuk ke dalam lambung dalam durasi waktu yang singkat akan membuat tubuh memproduksi asam lambung dalam jumlah yang berlebihan demi membantu melumatkan makanan tersebut. Masalahnya adalah hal ini akan membuat asam lambung bisa naik hingga ke kerongkongan dan menyebabkan gejala maag layaknya mual, sensasi terbakar di ulu hati, hingga perut yang tidak nyaman.
Gangguan jantung
Penelitian yang dilakukan dr. Takayuki Yamaji dari Hiroshima University, Jepang menyebut partisipan yang mengonsumsi makanan dengan cepat lebih rentan terkena sindrom metabolik yang berujung pada penyakit jantung dan stroke.
Melihat fakta ini, ada baiknya memang kita mulai makan dengan lebih tenang dan terburu-buru agar bisa mengunyahnya dengan lebih baik.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.